BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Acquired Immunodeficiency Syndrome atau Acquired
Immune Deficiency Syndrome (disingkat AIDS) adalah sekumpulan gejala dan infeksi (atau: sindrom) yang timbul karena rusaknya sistem kekebalan tubuh manusia akibat infeksi virus HIV
atau infeksi virus-virus lain yang mirip yang menyerang spesies lainnya (SIV, FIV, dan
lain-lain).
Virusnya sendiri bernama Human
Immunodeficiency Virus (atau disingkat HIV)
yaitu virus yang memperlemah kekebalan pada tubuh manusia. Orang yang terkena
virus ini akan menjadi rentan terhadap infeksi
oportunistik ataupun
mudah terkena tumor. Meskipun penanganan yang telah ada dapat
memperlambat laju perkembangan virus, namun penyakit ini belum benar-benar bisa
disembuhkan.
HIV dan virus-virus
sejenisnya umumnya ditularkan melalui kontak langsung antara lapisan kulit dalam (membran mukosa) atau aliran darah, dengan cairan
tubuh yang mengandung HIV, seperti darah, air mani, cairan vagina, cairan preseminal, dan air susu ibu.Penularan dapat terjadi melalui hubungan intim (vaginal, anal, ataupun oral), transfusi darah, jarum suntik yang terkontaminasi, antara ibu dan
bayi selama kehamilan, bersalin, atau menyusui, serta bentuk kontak lainnya dengan cairan-cairan
tubuh tersebut.
Para ilmuwan umumnya
berpendapat bahwa AIDS berasal dari Afrika Sub-Sahara.Kini AIDS telah menjadi wabah penyakit. AIDS diperkiraan telah menginfeksi
38,6 juta orang di seluruh dunia.Pada Januari 2006, UNAIDS bekerja sama dengan WHO
memperkirakan bahwa AIDS telah menyebabkan kematian lebih dari 25 juta orang
sejak pertama kali diakui pada tanggal 5 Juni 1981. Dengan demikian, penyakit ini merupakan salah satu wabah
paling mematikan dalam sejarah. AIDS diklaim telah menyebabkan kematian
sebanyak 2,4 hingga 3,3 juta jiwa pada tahun 2005 saja, dan lebih dari 570.000 jiwa di antaranya adalah
anak-anak.Sepertiga dari jumlah kematian ini terjadi di Afrika Sub-Sahara,
sehingga memperlambat pertumbuhan ekonomi dan menghancurkan kekuatan sumber
daya manusia di sana. Perawatan antiretrovirus sesungguhnya dapat mengurangi
tingkat kematian dan parahnya infeksi HIV, namun akses terhadap
pengobatan tersebut tidak tersedia di semua negara.
Hukuman sosial bagi penderita HIV/AIDS, umumnya lebih
berat bila dibandingkan dengan penderita penyakit mematikan lainnya.
Kadang-kadang hukuman sosial tersebut juga turut tertimpakan kepada petugas
kesehatan atau sukarelawan, yang terlibat dalam merawat orang yang hidup
dengan HIV/AIDS (ODHA).
1.2.
Tujuan
Adapun
tujan dari pembuatan makalah ini yaitu ada dua acam:
1.2.1.
Tujuan Umum
Tujuan umum dari pembuatan makalah ini
yaitu supaya mahasiswa
kesehatan mampu mengenal manifestasi
klinis dari penyakit HIV/AIDS.
1.2.2.
Tujuan
Khusus
Mahasiswa dituntut untuk mampu :
·
Memahami gejala-gejala awal yang timbul
dalam penyakit HIV/AIDS
·
Membedakan
stadium penyakit HIV/AIDS
·
Memahami
manifestasi klinis HIV/AIDS pada anak
·
Memahami
manifestasi klinis HIV/AIDS pada dewasa
BAB II
TINJAUAN TEORI
2.1 Manfistasi Klinis Umum HIV/AIDS
Infeksi HIV
adalah infeksi virus yang secara progresif menghancurkan sel-sel darah putih
dan menyebabkan AIDS (Acquired Immunodeficiency Syndrome). AIDS adalah penyakit
fatal yang merupakan stadium lanjut dari infeksi HIV. Infeksi oleh HIV biasanya
berakibat pada kerusakan sistem kekebalan tubuh secara progresif, menyebabkan
terjadinya infeksi oportunistik dan kanker tertentu (terutama pada orang
dewasa). Gejala umum yang sering terjadi pada anak adalah diare
berkepanjangan, sering mengalami infeksi atau demam lama, tumbuh jamur di
mulut, badan semakin kurus dan berat badan terus turun. Serta gangguan sistem
dan fungsi organ tubuh lainnya yang berlangsung kronis atau lama. Secara primer
HIV dan AIDS terjadi pada dewasa muda, tapi jumlah anak-anak dan remaja yang
terkena semakin bertambah jumlahnya.
Tanda-tanda gejala-gejala
(symptom) secara klinis pada seseorang penderita AIDS adalah diidentifikasi
sulit karena symptomasi yang ditunjukan pada umumnya adalah bermula dari
gejala-gejala umum yang lazim didapati pada berbagai Penderita penyakit lain,
namun secara umum dapat kiranya dikemukakan sebagai berikut :
a. Rasa lelah dan lesu
b. Berat badan menurun secara
drastis
c. Demam yang sering dan
berkeringat diwaktu malam
d. Mencret dan kurang nafsu
makan
e. Bercak-bercak putih di lidah
dan di dalam mulut
f. Pembengkakan leher dan
lipatan paha
g. Radang paru
h. Kanker kulit
Penyakit HIV dan AIDS memang merupakan penyakit yang tidak banyak orang
yang mengetahu bagaimana penyakit ini bermula dan ciri-ciri penyakit hiv aids.
Tanda dan gejala yang tampak
pada penderita penyakit AIDS
diantaranya adalah seperti dibawah ini :
1.
Saluran
pernafasan.
Penderita mengalami nafas pendek,
henti nafas sejenak, batuk, nyeri dada dan demam seprti terserang infeksi virus
lainnya (Pneumonia). Tidak jarang diagnosa pada stadium awal penyakit HIV AIDS
diduga sebagai TBC.
2.
Saluran
Pencernaan.
Penderita penyakit AIDS menampakkan
tanda dan gejala seperti hilangnya nafsu makan, mual dan muntah, kerap
mengalami penyakit jamur pada rongga mulut dan kerongkongan, serta mengalami
diarhea yang kronik.
3.
Berat
badan tubuh.
Penderita mengalami hal yang disebut juga
wasting syndrome, yaitu kehilangan berat badan tubuh hingga 10% dibawah normal
karena gangguan pada sistem protein dan energy didalam tubuh seperti yang
dikenal sebagai Malnutrisi termasuk juga karena gangguan absorbsi/penyerapan
makanan pada sistem pencernaan yang mengakibatkan diarhea kronik, kondisi letih
dan lemah kurang bertenaga.
4.
System
Persyarafan.
Terjadinya gangguan pada persyarafan
central yang mengakibatkan kurang ingatan, sakit kepala, susah berkonsentrasi,
sering tampak kebingungan dan respon anggota gerak melambat. Pada system
persyarafan ujung (Peripheral) akan menimbulkan nyeri dan kesemutan pada telapak
tangan dan kaki, reflek tendon yang kurang, selalu mengalami tensi darah rendah
dan Impoten.
5.
System
Integument (Jaringan kulit).
Penderita mengalami serangan virus
cacar air (herpes simplex) atau carar api (herpes zoster) dan berbagai macam
penyakit kulit yang menimbulkan rasa nyeri pada jaringan kulit. Lainnya adalah
mengalami infeksi jaringan rambut pada kulit (Folliculities), kulit kering
berbercak (kulit lapisan luar retak-retak) serta Eczema atau psoriasis.
6.
Saluran
kemih dan Reproduksi pada wanita.
Penderita seringkali mengalami penyakit jamur
pada vagina, hal ini sebagai tanda awal terinfeksi virus HIV. Luka pada saluran
kemih, menderita penyakit syphillis dan dibandingkan Pria maka wanita lebih
banyak jumlahnya yang menderita penyakit cacar. Lainnya adalah penderita AIDS
wanita banyak yang mengalami peradangan rongga (tulang) pelvic dikenal sebagai
istilah 'pelvic inflammatory disease (PID)' dan mengalami masa haid yang tidak
teratur (abnormal)
Manifestasi klinik utama
dari penderita AIDS pada umumnya ada 2 hal antara lain tumor dan infeksi
oportunistik :
1. Manifestadi tumor diantaranya
a. Sarkoma kaposi ; kanker
pada semua bagian kulit dan organ tubuh. Frekuensi kejadiannya 36-50% biasanya
terjadi pada kelompok homoseksual, dan jarang terjadi pada heteroseksual serta
jarang menjadi sebab kematian primer.
b. Limfoma ganas ; terjadi
setelah sarkoma kaposi dan menyerang syaraf, dan bertahan kurang lebih 1 tahun.
2. Manifestasi Oportunistik diantaranya
a.
Manifestasi pada Paru-paru
·
Pneumonia Pneumocystis (PCP)
Pada umumnya 85% infeksi
oportunistik pada AIDS merupakan infeksi paru-paru PCP dengan gejala sesak
nafas, batuk kering, sakit bernafas dalam dan demam.
·
Cytomegalo Virus (CMV)
Pada manusia virus ini 50%
hidup sebagai komensial pada paru-paru tetapi dapat menyebabkan pneumocystis.
CMV merupakan penyebab kematian pada 30% penderita AIDS.
·
Mycobacterium Avilum
Menimbulkan pneumoni difus,
timbul pada stadium akhir dan sulit disembuhkan.
·
Mycobacterium Tuberculosis
Biasanya timbul lebih dini,
penyakit cepat menjadi miliar dan cepat menyebar ke organ lain diluar paru.
b. Manifestasi
pada Gastroitestinal
Tidak
ada nafsu makan, diare khronis, berat badan turun lebih 10% per bulan.
3. Manifestasi Neurologis
Sekitar 10% kasus AIDS
nenunjukkan manifestasi Neurologis, yang biasanya timbul pada fase akhir
penyakit. Kelainan syaraf yang umum adalah ensefalitis, meningitis, demensia, mielopati
dan neuropari perifer.
2.2 Manifestasi Klinis HIV/AIDS
pada anak
Manifestasi klinis infeksi HIV
pada anak bervariasi dari asimtomatis sampai penyakit berat yang dinamakan
AIDS. AIDS pada anak terutama terjadi pada umur muda karena sebagian besar
(>80%) AIDS pada anak akibat transmisi vertikal dari ibu ke anak. Lima puluh
persen kasus AIDS anak berumur < l tahun dan 82% berumur <3 tahun.
Meskipun demikian ada juga bayi yang terinfeksi HIV secara vertikal belum
memperlihatkan gejala AIDS pada umur 10 tahun.
Gejala klinis yang terlihat
adalah akibat adanya infeksi oleh mikroorganisme yang ada di lingkungan anak.
Oleh karena itu, manifestasinya pun berupa manifestasi nonspesifik berupa gagal
tumbuh, berat badan menurun, anemia, panas berulang, limfadenopati, dan
hepatosplenomegali. Gejala yang menjurus kemungkinan adanya infeksi HIV adalah
adanya infeksi oportunistik, yaitu infeksi dengan kuman, parasit, jamur, atau
protozoa yang lazimnya tidak memberikan penyakit pada anak normal. Karena
adanya penurunan fungsi imun, terutama imunitas selular, maka anak akan menjadi
sakit bila terpajan pada organisme tersebut, yang biasanya lebih lama, lebih
berat serta sering berulang. Penyakit tersebut antara lain kandidiasis mulut
yang dapat menyebar ke esofagus, radang paru karena Pneumocystis carinii,
radang paru karena mikobakterium atipik, atau toksoplasmosis otak. Bila anak
terserang Mycobacterium tuberculosis, penyakitnya akan berjalan berat dengan
kelainan luas pada paru dan otak. Anak sering juga menderita diare berulang.
Manifestasi klinis lainnya yang
sering ditemukan pada anak adalah pneumonia interstisialis limfositik, yaitu
kelainan yang mungkin langsung disebabkan oleh HIV pada jaringan paru.
Manifestasi klinisnya berupa hipoksia, sesak napas, jari tabuh, dan
limfadenopati. Secara radiologis terlihat adanya infiltrat retikulonodular
difus bilateral, terkadang dengan adenopati di hilus dan mediastinum.
Manifestasi klinis yang lebih
tragis adalah yang dinamakan ensefalopati kronik yang mengakibatkan hambatan
perkembangan atau kemunduran ketrampilan motorik dan daya intelektual, sehingga
terjadi retardasi mental dan motorik. Ensefalopati dapat merupakan manifestasi
primer infeksi HIV. Otak menjadi atrofi dengan pelebaran ventrikel dan
kadangkala terdapat kalsifikasi. Antigen HIV dapat ditemukan pada jaringan susunan
saraf pusat atau cairan serebrospinal.
· Manifestasi klinis infeksi HIV Pada Anak.
Fase penyakit
|
Manifestasi klinis
|
Penyakit
HIV akut
|
Demam, sakit kepala, sakit
tenggorokan dengan faringitis, limfadenopati generalisata, eritema
|
Masa
laten klinis
|
Berkurangnya jumlah sel T
CD4+
|
AIDS
|
Infeksi oportunistik
Protozoa (Pneumocystis carinii,
Cryptosporidium)Bakteri (Toxoplasma, Mycobacterium avium, Nocardia, Salmonella) Jamur (Candida, Cryptococcus neoformans, Coccidioides immitis, Histoplasma capsulatum) Virus (cytomegalovirus, herpes simplex, varicella-zoster) Tumor Limfoma (termasuk limfoma sel B yang berhubungan dengan EBV) Sarkoma Kaposi Karsinoma servikal Ensefalopati Wasting syndrome |
Stadium klinis 1
Asimtomatik
Limfadenopati generalisata persisten
Asimtomatik
Limfadenopati generalisata persisten
Stadium klinis 2
Hepatosplenomegali persisten yang tidak dapat dijelaskana
Erupsi pruritik papular
Infeksi virus wart luas
Angular cheilitis
Moluskum kontagiosum luas
Ulserasi oral berulang
Pembesaran kelenjar parotis persisten yang tidak dapat dijelaskan
Eritema ginggival lineal
Herpes zoster
Infeksi saluran napas atas kronik atau berulang (otitis media, otorrhoea, sinusitis, tonsillitis )
Infeksi kuku oleh fungus
Hepatosplenomegali persisten yang tidak dapat dijelaskana
Erupsi pruritik papular
Infeksi virus wart luas
Angular cheilitis
Moluskum kontagiosum luas
Ulserasi oral berulang
Pembesaran kelenjar parotis persisten yang tidak dapat dijelaskan
Eritema ginggival lineal
Herpes zoster
Infeksi saluran napas atas kronik atau berulang (otitis media, otorrhoea, sinusitis, tonsillitis )
Infeksi kuku oleh fungus
Stadium klinis 3
Malnutrisi sedang yang tidak dapat dijelaskan, tidak berespons secara adekuat terhadap terapi standara
Diare persisten yang tidak dapat dijelaskan (14 hari atau lebih ) a
Demam persisten yang tidak dapat dijelaskan (lebih dari 37.5o C intermiten atau konstan, > 1 bulan) a
Kandidosis oral persisten (di luar saat 6- 8 minggu pertama kehidupan)
Oral hairy leukoplakia
Periodontitis/ginggivitis ulseratif nekrotikans akut
TB kelenjar
TB Paru
Pneumonia bakterial yang berat dan berulang
Pneumonistis interstitial limfoid simtomatik
Penyakit paru-berhubungan dengan HIV yang kronik termasuk bronkiektasis
Anemia yang tidak dapat dijelaskan (<8g/dl ), neutropenia (<500/mm3) atau trombositopenia (<50 000/ mm3)
Malnutrisi sedang yang tidak dapat dijelaskan, tidak berespons secara adekuat terhadap terapi standara
Diare persisten yang tidak dapat dijelaskan (14 hari atau lebih ) a
Demam persisten yang tidak dapat dijelaskan (lebih dari 37.5o C intermiten atau konstan, > 1 bulan) a
Kandidosis oral persisten (di luar saat 6- 8 minggu pertama kehidupan)
Oral hairy leukoplakia
Periodontitis/ginggivitis ulseratif nekrotikans akut
TB kelenjar
TB Paru
Pneumonia bakterial yang berat dan berulang
Pneumonistis interstitial limfoid simtomatik
Penyakit paru-berhubungan dengan HIV yang kronik termasuk bronkiektasis
Anemia yang tidak dapat dijelaskan (<8g/dl ), neutropenia (<500/mm3) atau trombositopenia (<50 000/ mm3)
Stadium klinis 4b
Malnutrisi, wasting dan stunting berat yang tidak dapat dijelaskan dan tidak berespons terhadap terapi standara
Pneumonia pneumosistis
Infeksi bakterial berat yang berulang (misalnya empiema, piomiositis, infeksi tulang dan sendi, meningitis, kecuali pneumonia)
Infeksi herpes simplex kronik (orolabial atau kutaneus > 1 bulan atau viseralis di lokasi manapun)
TB ekstrapulmonar
Sarkoma Kaposi
Kandidiasis esofagus (atau trakea, bronkus, atau paru)
Toksoplasmosis susunan saraf pusat (di luar masa neonatus)
Ensefalopati HIV
Infeksi sitomegalovirus (CMV), retinitis atau infeksi CMV pada organ lain, dengan onset umur > 1bulan
Kriptokokosis ekstrapulmonar termasuk meningitis
Mikosis endemik diseminata (histoplasmosis, coccidiomycosis)
Kriptosporidiosis kronik (dengan diarea)
Isosporiasis kronik
Infeksi mikobakteria non-tuberkulosis diseminata
Kardiomiopati atau nefropati yang dihubungkan dengan HIV yang simtomatik
Limfoma sel B non-Hodgkin atau limfoma serebral
Progressive multifocal leukoencephalopathy
Malnutrisi, wasting dan stunting berat yang tidak dapat dijelaskan dan tidak berespons terhadap terapi standara
Pneumonia pneumosistis
Infeksi bakterial berat yang berulang (misalnya empiema, piomiositis, infeksi tulang dan sendi, meningitis, kecuali pneumonia)
Infeksi herpes simplex kronik (orolabial atau kutaneus > 1 bulan atau viseralis di lokasi manapun)
TB ekstrapulmonar
Sarkoma Kaposi
Kandidiasis esofagus (atau trakea, bronkus, atau paru)
Toksoplasmosis susunan saraf pusat (di luar masa neonatus)
Ensefalopati HIV
Infeksi sitomegalovirus (CMV), retinitis atau infeksi CMV pada organ lain, dengan onset umur > 1bulan
Kriptokokosis ekstrapulmonar termasuk meningitis
Mikosis endemik diseminata (histoplasmosis, coccidiomycosis)
Kriptosporidiosis kronik (dengan diarea)
Isosporiasis kronik
Infeksi mikobakteria non-tuberkulosis diseminata
Kardiomiopati atau nefropati yang dihubungkan dengan HIV yang simtomatik
Limfoma sel B non-Hodgkin atau limfoma serebral
Progressive multifocal leukoencephalopathy
2.3 Manifestasi Klinis HIV/AIDS
pada dewasa
·
3 tanda-tanda utama HIV/AIDS
pada dewasa adalah:
1. Kehilangan 10% dari berat badan lebih dari satu bulan tanpa
penyebab.
2. Diare lebih dari satu bulan.
3. Demam yang berlangsung selama lebih dari satu bulan baik
konstan atau datang dan pergi
·
5 tanda minor AIDS HIV/AIDS
pada dewasa adalah:
1. Batuk
kering yang tidak sembuh-sembuh.
2. Kulit gatal di seluruh tubuh.
3. Herpes zoster (mirip cacar air, atau disebabkan virus yang juga mengakibatkan
cacar air, virus herpes) yang tidak kunjung sembuh.
4.
Candidiasis, yang putih, mengangkat ruam pada mulut, lidah, atau tenggorokan.
5.
Pembengkakan kelenjar (di leher, ketiak, atau selangkangan) dengan atau tanpa
infeksi aktif.
·
Klasifikasi
klinis infeksi HIV pada orang dewasa menurut WHO
Stadium
|
Gambaran Klinis
|
Skala Aktivitas
|
I
|
1.
Asimptomatik
2.
Limfadenopati generalisata
|
Asimptomatik , aktifitas normal
|
II
|
1.
1. Berat badan menurun < 10 %
2.
Kelainan kulit dan mukosa yang ringan seperti ,
dermatitis seboroik, prurigo, onikomikosis ,ulkus oral yang rekuren
,kheilitis angularis
3.
Herpes zoster dalam 5 tahun
4.
terakhir
5.
Infeksi saluran napas bagian atas seperti ,sinusitis
bakterialis
|
Simptomatik , aktifitas normal
|
III
|
1.
Berat badan menurun < 10%
2.
Diare kronis yang berlangsung
3.
lebih dari 1 bulan
4.
Demam berkepanjangan lebih dari 1 bulan
3.
Kandidiasis orofaringeal
4.
Oral hairy leukoplakia
5.
TB paru dalam tahun terakhir
6.
Infeksi bacterial yang berat seperti pneumonia,
piomiositis
|
Pada umumnya lemah
,aktivitas ditempat tidur kurang
dari 50%
|
IV
|
1.
HIV wasting syndrome seperti yang
didefinisikan oleh CDC
2.
Pnemonia Pneumocystis carinii
3.
Toksoplasmosis otak
4.
Diare kriptosporidiosis lebih dari 1 bulan
5.
Kriptokokosis ekstrapulmonal
6.
Retinitis virus situmegalo
7.
Herpes simpleks mukokutan >1 bulan
8.
Leukoensefalopati multifocal progresif
9.
Mikosis diseminata seperti histoplasmosis
10. Kandidiasis
di esophagus ,trakea , bronkus , dan paru
11. Mikobakterisosis
atipikal diseminata
12. Septisemia
salmonelosis non tifoid
13. Tuberkulosis
diluar paru
14. Limfoma
15. Sarkoma
Kaposi
16. Ensefalopati
HIV
|
Pada umumnya sangat
lemah , aktivitas
ditempat tidur lebih
dari
50%
|
BAB III
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
AIDS adalah penyakit fatal yang merupakan stadium lanjut dari
infeksi HIV. Infeksi oleh HIV biasanya berakibat pada kerusakan sistem
kekebalan tubuh secara progresif, menyebabkan terjadinya infeksi oportunistik
dan kanker tertentu (terutama pada orang dewasa). Gejala umum yang sering
terjadi pada anak adalah diare berkepanjangan, sering mengalami infeksi atau
demam lama, tumbuh jamur di mulut, badan semakin kurus dan berat badan terus
turun. Serta gangguan sistem dan fungsi organ tubuh lainnya yang berlangsung
kronis atau lama.
Seseorang yang
terkena virus HIV pada awal permulaan umumnya tidak
memberikantanda dan gejala yang khas, penderita
hanya mengalami demam
selama 3 sampai 6 minggu tergantung daya tahan tubuh saat mendapat kontak
virus HIV tersebut.Setelah kondisi membaik, orang yang
t erkena virus
HIV akan tetap sehat dalam beberapa
tahun dan perlahan kekebelan tubuhnya menurun/lemah hingga jatuh sakit karena serangan demam yang berulang. Satu cara untuk mendapat
kepastian adalah dengan
menjalani Uji Antibodi
HIV terutamanya jika seseorang merasa telah melakukan aktivitas yang berisiko terkena virus HIV.
4.2 Saran
Kami menyadari dalam pembuatan
makalah ini masih banyak sekali kekurangannya, oleh karena itu kami sangat
mengharapkan kritik dan saran dari pembaca yang bersifat membangun tentang makalah agar selanjutnya
bisa menjadi lebih sempurna.
DAFTAR PUSTAKA
Epocrates. Drug Information. Epocrates
Online. Available at http://www.epocrates.com/.
Accessed 2007.
Shearer WT, Rosenblatt HM, Gelman RS,
Oyomopito R, Plaeger S, Stiehm ER, et al. Lymphocyte subsets in healthy
children from birth through 18 years of age: the Pediatric AIDS Clinical Trials
Group P1009 study. J Allergy Clin Immunol. 2003 Nov;112(5):973-80.
World Health Organization. Paediatric
HIV and treatment of children living with HIV. Available at http://www.who.int/hiv/paediatric/en/index.html.
Accessed 2006.
3. World Health Organization. The World Health Report: Global Health–today’s challenges. Available at http://www.who.int/whr/2003/en/Chapter1.pdf. Accessed 2005.
3. World Health Organization. The World Health Report: Global Health–today’s challenges. Available at http://www.who.int/whr/2003/en/Chapter1.pdf. Accessed 2005.
terimakasih buat artikelnya... sangat bermanfaat sob...
BalasHapushttp://cv-pengobatan.com/pengobatan-alami-radang-panggul/