Blogger news

Blogroll

☒ WELCOME TO MY BLOG ☺ KEPERAWATAN KESEHATAN DAN HIBURAN ☒

Selasa, 04 Januari 2011

� Hernia

    Hernia adalah suatu keadaan keluarnya jaringan organ tubuh dari suatu ruangan melalui suatu celah atau lubang keluar di bawah kulit atau menuju rongga lain, dapat kongenital ataupun aquisita.

  • Bagian-bagian Hernia

      1. kantong hernia
          Pada hernia abdominalis berupa peritoneum parietalis. Tidak semua hernia     
        memiliki kantong, misalnya : hernia incisional, hernia adipose dan hernia
        intertitialis.

      2. isi hernia
          Berupa organ atau jaringa yang keluar melalui kantong hernia. Pada hernia
        abdominalis berupa usus.

      3. pintu hernia
          Merupakan bagian locus minoris resistence yang dilalui kantong hernia.

      4. leher hernia
          Bagian tersempit kantong hernia yang sesuai dengan kantong hernia

      5. locus minoris resistence (LMR)
  • Causa Hernia
      1. Kongenital
        a) Hernia congenital sempurna
            Bayi sudah menderita hernia sejak lahir karena adanya defek pada  
          tempat-tempat tertentu
        b) Hernia congenital tidak sempurna
            Bayi dilahirkan normal (kelainan belum tampak) tetapi ia mempunyai    
          defek pada tempat-tempat tertentu (predisposisi) dan beberapa bulan (0-1
          tahun) setelah lahir akan terjadi hernia melalui defek tersebut karena  
          dipengaruhi oleh kenaikan tekanan intraabdominal (mengejan, batuk,  
          menangis).
      2. Aquisital
            Adalah hernia yang bukan disebabkan karena adanya defek bawaan tetapi  
         disebabkan oleh factor lain yang dialami manusia selama hidupnya, antara  
         lain :
         a) Tekanan intraabdominal yang tinggi
              Banyak dialami oleh pasien yang sering mengejan baik saat BAB
           maupun BAK. Misalnya pada pasien BPH, batu uretra, konstipasi, penderita   
           batuk kronis, partus, asites, dll.
         b) Konstitusi tubuh
              Orang kurus cenderung terkena hernia karena jaringa ikatnya yang
           sedikit. Sedangkan pada orang gemuk juga dapat terkena hernia karena
           banyaknya jaringan lemak pada tubuhnya yang menambah beban kerja
           jaringan ikat penyokong pada LMR.

         c) Banyaknya preperitoneal fat
              Banyak terjadi pada orang gemuk.
         d) Distensi dinding abdomen
              Karena peningkatan tekanan intrabdominal.
         e) Sikatrik
         f) Penyakit yang melemahkan dinding perut


  • Klasifikasi
         1. berdasarkan klinis
            • H. Reponibilis
             Organ yang mengalami hernia (isi) bias keluar masuk kantong hernia  
             secara aktif maupun pasif, dapat direposisi tanpa operasi.
            • H. Irreponibilis
             Organ yang mengalami hernia tidak dapat kembali ke cavum abdominalis   
             kecuali tanpa bantuan operasi.
            • H. Strangulasi
             Adalah H. Irreponibilis yang sudah terjadi gangguan vaskularisasi.
            • H. Incaserata
             Adalah H. Irreponibilis yang sudah disertai tanda-tanda ileus mekanik, di   
             mana usus terjepit.
        2. berdasarkan arah herniasi
          • H. Eksterna
           Penonjolannya dapat dilihat dari luar.
           a. H.I.Medialis dan Lateralis
           b. H. Femoralis
           c. H. Umbilicus
           d. H. Epigastrica
           e. H. Lumbalis
           f. H. Obturatoria
           g. H. Semilunaris
           h. H. Perinealis
           i. H. Ischiadica
         • H. Interna
           Bila isi hernia masuk ke dalam rongga lain, misalnya cavum thorax, cavum             
           abdomen.
           a. H. Epiploici Winslowi
             Herniasi viscera abdomen melalui foramen omentale
           b. H. Bursa Omentalis
           c. H. Mesenterica
           d. H. Retroperitonealis
           e. H. Diafragmatica
        3. berdasarkan keberadaan kantong hernia
          • H. berkantong
          • H. tidak berkantong
        4. berdasarkan waktu berlangsungnya
          • H. Insipidus/iminen
           Hernia tahap awal dimana gejala yang ditimbulkan masih sangat sedikit.          
           Pasien belum merasa sakit, hanya rasa tidak enak pada perut.
          • H. Richter/H.Littre
           Merupakan H. Incaserata atau Strangulasi di mana hanya sebagian dari         
           lingkaran usus yang tersangkut. Tetapi benjolan hernia tidak ditemukan.  
           Pada H. Littre mengandung diverticulum meckel.
          • H. Manifest
           Hernia yang sudah turun melalui jalan hernia dan teraba ada benjolan.
        5. hernia lainnya
          • H. Sliding
           Isi kantong hernia adalah dinding posterior dari hernia itu sendiri.
          • H. Intertitialis
           Dimana sebagian usus terletak antara 2 lapisan dinding abdomen.
          • H. Permagna
           Hernia di mana lebih dari separuh rongga perut masuk ke kantong hernia.
          • H. Unilateral
           Hernia yang terjadi pada satu sisi tubuh saja.
          • H. Duplex
           Hernia yang terjadi pada kedua sisi tubuh.
          • H. Pantolan
           Yaitu H.I.L. dan medialis terjadi bersamaan pada satu sisi tubuh yang sama.



  • Diagnosis

1. Anamnesa
  a. Adanya benjolan dilipat paha (hernia inguinalis, femoralis)
  b. Keluhan nyeri jarang dijumpai, kalau ada biasanya dirasakan didaerah epigastrium   
    atau daerah paraumbilikal berupa nyeri viseral karena regangan pada mesenterium
    sewaktu segmen usus halus masuk kedalam kantong hernia.
  c. Nyeri yang disertai mual atau muntah (bila terjadi inkarserasi karena ileus atau  
    strangulasi karena nekrosis atau gangren).
  d. Pada hernia strangulata suhu badan dapat meninggi/normal
  e. Pada hernia epigastrika penderita sering mengeluh perut kurang enak dan mual,
    mirip keluhan pada kelainan kandung ampedu, tukak peptik atau hernia hiatus  
    esophagus.
  f. Pada hernia obturatoria didapatkan keluhan nyeri seperti ditusuk-tusuk dan parastesia
   didaerah panggul, lutut dan bagian medial paha akibat penekanan pada n.obturatorius.
2. Pemeriksaan fisik
  a. Inspeksi
    i. Hernia reponibel
      • terdapat benjolan dilipat paha yang muncul pada waktu berdiri, batuk,   
       bersin,atau mengedan dan menghilang setelah berbaring
   ii. Hernia inguinalis
      • Lateralis
       muncul penonjolan di regio inguinalis yang berjalan dari lateral atas ke medial          
        bawah.
       tonjolan berbentuk lonjong
      • medialis
       tonjolan biasanya biasanya terjadi bilateral
       tonjolan berbentuk bulat

   iii. Hernia skrotalis
      • Benjolan yang terlihat sampai ke skrotum yang merupakan tonjolan lanjutan dari  
       hernia inguinalis lateralis
   iv. Hernia femoralis
      • Benjolan dibawah ligamentum inguinal
   v. Hernia epigastrika
      • Benjolan dilinea alba
  vi. Hernia umbilikal
      • Benjolan diumbilikal
  vii. Hernia perineum
      • Benjolan di perineum


  b. Palpasi

  Caranya :
    • Titik tengah antar SIAS dengan tuberculum pubicum (A.I.L)ditekan lalu pasien   
     disuruh mengejan. Jika terjadi penonjolan di sebelah medial maka dapat   
     diasumsikan bahwa itu adalah H.I.Medialis
    • Titik yang terletak di sebelah lateral tuberkulum pubikum (A.I.M) ditekan lalu
     pasien disuruh mengejan jika terlihat benjolan di lateral titik yang kita tekanmaka   
     dapat diasumsikan sebagai H.I.Lateralis
    • Titik tengah antara kedua titik tersebut di atas (pertengahan canalis inguinalis)
     ditekan lalu pasien disuruh mengejan jika terlihat benjolan di lateralnya berarti
     H.I.L., jika di medialnya H.I.Medialis
     i. Hernia inguinalis
      • Kantong hernia yang kosong kadang dapat diraba pada funiculus spermatikus   
       sebagai gesekan dari dua lapis kantong yang memberikan sensasi gesekan dua   
       permukaan sutera. Tanda ini disebut tanda sarung tangan sutera.
      • Kantong hernia yang berisi, maka tergantung isinya. Mungkin teraba usus,
       omentum (seperti karet) atau ovarium.
      • Dalam hal hernia dapat direposisi pada waktu jari masih berada dalam annulus
       eksternus, pasien diminta mengedan . kalau hernia menyentuh ujung jari, berarti  
       hernia inguinalis lateralis, dan kalau samping jari yang menyentuh menandakan
       hernia inguinalis medialis.
    ii. Hernia femoralis
      • Benjolan lunak di lipat paha dibawah ligamentum inguinal dan lateral   
       tuberkulum pubikum
    iii. Hernia inkarserata
      • Nyeri tekan

  c. Perkusi
     Bila didapatkan perkusi perut kembung maka harus dipikirkan kemungkinan
     hernia strangulate

  d. Auskultasi
     Hiperperistaltis didapatkan pada auskultasi abdomen pada hernia yang mengalami
     obstruksi usus (hernia inkarserata)

  e. Colok dubur
     Tonjolan hernia yang nyeri yang merupakan tanda Howship-Romberg (hernia  
     obturatoria)

3. Pemeriksaan laboratorium
  a. Nekrosis/ gangrene pada hernia strangulata didapatkan leukositosis
  b. Radiologis, untuk hernia interna

  Diagnosis banding
  1. Hidrokel testis/funikuli
  2. Varikokel
  3. Limfadenopati inguinal
  4. abses inguinal

Penatalaksanaan
 1. Terapi umum
    a. Terapi konservatif sambil menunggu penyembuhan melalui proses alami dapat  
      dilakukan pada hernia umbilikalis sebelum anak berumur dua tahun. Terapi
      konservatif berupa alat penyangga dapat dipakai sebagai pengelolaan sementara,
      misalnya pemakaian korset pada hernia ventralis sedangkan pada hernia inguinalis
      pemakaiannya tidak dianjurkan karena selain tidak dapat menyembuhkan alat ini
      dapat melemahkan otot dinding perut.
      • Reposisi

       Tindakan memasukkan kembali isi hernia ke tempatnya semula secara hati-hati
       dengan tindakan yang lembut tetapi pasti. Tindakan ini hanya dapat dilakukan
       pada hernia reponibilis dengan menggunkan kedua tangan. Tangan yang satu
       melebarkan leher hernia sedangkan tangan yang lain memasukkan isi hernia
       melalui lejher hernia tadi. Tindakan ini terkadang dilakukan pada hernia
       irreponibilis apabila pasien takut dioperasi, yaitu dengan cara : bagian hernia
       dikompres dingin, penderita diberi penenang valium 10 mg agar tertidur, pasien
       diposisikan Trendelenberg. Jika reposisi tidak berhasil jangan dipaksa, segera
       lakukan operasi.

      • Suntikan
       Setelah reposisi berhasil suntikan zat yang bersifat sklerotik untuk memperkecil
       pintu hernia.
      • Sabuk Hernia
       digunakan pada pasien yang menolak operasi dan pintu hernia relative kecil.
    b. Umumnya terapi operatif merupakan terapi satu-satunya yang rasional
2. Hernioplastik endoskopi
   Hernia inguinalis
     a. Pengobatan konservatif
        terbatas pada tindakan melakukan reposisi dan pemakaian penyangga atau   
        penunjang untuk mempertahankan isi hernia yang telah direposisi. Reposisi  
        tidak dilakukan pada hernia inguinalis strangulata, kecuali pada pasien
        anak-anak. Reposisi dilakukan secara bimanual. Tangan kiri memegang isi
        hernia membentuk corong sedangkan tangan kanan mendorongnya kearah
        cincin hernia dengan tekanan lambat tapi menetap sampai terjadi reposisi.
        Reposisi dilakukan dengan menidurkan anak dengan pemberian sedative dan  
        kompres es diatas hernia. Bila reposisi ini berhasil anak disiapkan untuk operasi
        pada hari berikutnya. Jika reposisi hernia tidak berhasil, dalam waktu enam jam  
        harus dilakukan operasi segera
     b. Pengobatan operatif
       i. Pengobatan operatif merupakan satu-satunya pengobatan hernia inguinalis  
        yang rasional. Indikasi operasi sudah ada begitu diagnosis ditegakkan. Prinsip
        dasar operasi hernia terdiri dari herniotomi dan hernioplasti.
        • Herniotomi
          Dilakukan pembebasan kantong hernia sampai kelehernya, kantong dibuka   
           dan isi hernia dibebaskan kalau ada perlekatan, kemudian direposisi.   
           Kantong hernia dijahit, ikat setinggi mungkin lalu dipotong.
        • Hernioplasti
          Dilakukan tindakan memperkecil anulus inguinalis internus dan
           memperkuat dinding belakang kanalis inguinalis

Penanganan Hernia Incaserata
 • Tidak ada terapi konservatif untuk hernia jenis ini. Yang harus dilakukan adalah  
  operasi secepatnya untuk menghilangkan ileus.
 • Jenis operasi : herniotomy. Prinsipnya adalah membuka dan memotong kantong hernia
  kemudian mengeluarkan isi kantong hernia (usus) dan mengembalikannya ke tempat
  asalnya hingga ileus hilang.
 • Pada hernia irreponibilis dapat kita perkirakan hal-hal yang akan terjadi pada isi hernia  
  berdasarkan perhitungan waktu, yaitu :
  - kurang dari 24 jam setelah diagnosis, dapat dianggap isi hernia baru saja terjepit
  - 24-48 jam : isi hernia mulai mengalami ischemia
  - 48-72 jam : mulai terjadi ganggren
  - > 3 hari : isi hernia nekrosis
 • Selain dengan perhitungan waktu, keadaan isi hernia juga dapat dilihat dari :
  - warna usus (membiru, ischemic atau necrose)
  - penilaian vaskularisasi
   berikan NaCl hangat selama 5 menit pada usus, bila terjadi perubahan warna dari
   kebiruan menjadi kemerahan berarti usus masih baik (viabnle)
   bila setelah pemberian NaCl hangat warna usus tetap biru berarti usus telah  
   mengalami nekrose (non-viable), harus direseksi secara end to end
  - kemampuan peristaltic usus
   bila setelah pemberian NaCl hangat terjadi peristaltic berarti keadaan usus masih baik
  (viable)
 • Bila keadaan umum pasien baik tetapi ususnya non-viable, maka setelah herniotomy  
  dilakukan reseksi usus non-viable tadi lalu lubang hernia ditutup dengan hernioraphy
  dan hernioplasty.
 • Bila keadaan umum pasien jelek, usus non-viable, maka untuk tahap awal tetap
  dilakukan hernotomy kemudian usus yang non-viable tadi dikeluarkan dan diletakkan  
  di atas paha yang dikenal dengan istilah VORLAGERUNG (letakkan di muka/ di luar).   
  Dibuat lubang pada usus untuk keluarnya feses. Setelah keadaan umum pasien  
  membaik baru operasi dapat dilanjutkan.
 • Indikasi Vorlagerung :
  - usus non-viable
  - KU pasien jelek
  - Narcose (pembiusan) yang lama





















HERNIA INGUINALIS LATERALIS

Definisi
     HIL adalah hernia yang melalui annulus inguinalis lateralis/abdominalis/internus dan mengikuti jalannya spermatic cord di cannalis inguinalis dan dapat melalui annulus inguinalis subkutan (externus) sampai scrotum.

Anatomi canalis inguinalis
     Canalis inguinalis adalah suatu saluran miring dengan panjang 4 cm pada orang dewasa. Canalis inguinalis memiliki 2 dinding (anterior dan posterior), 2 pintu (annulus inguinalis lateral/internus dan annulus inguinalis medialis/externus), punya lantai dan atap.
  • Dinding anterior : aponeurosis m.obliquus externus abdominis dan diperkuat oleh serabut-serabut m. obliqus internus dan kadang-kadang m. transverses abdominalis.
  • Dinding posterior : fascia tranversa yang di sebelah medial diperkuat oleh conjoint tendon (gabungan tendo dari m. tranversus abdominis dengan m.obliqus internus). Dan di belakangnya ada peritoneum parietale.
  • Lantai : permukaan superior ligamentum inguinalis dan ligamentum lacunae
      Atap : tepi bebas dari m. obliqus internus (muka) dan tepi bebas dari m.   
      transversus abdominalis

      Hernia sering terjadi melewati kanalis ini, yang masuk dari annulus ingunalis lateralis terutama pada laki-laki karena ada jalur yang dibentuk akibat penurunan testis dari kavum obdominale menuju scrotum. Hernia jenis ini dikenal dengan nama hernia ingunalis lateral atau hernia ingunalis indirek atau hernia oblique. Jika isi hernia sampai ke scrotum disebut hernia scrotalis.
      Pada hernia ingunalis lateralis akan membentuk penonjolan diatas ligamentum ingunale yang berbentuk lonjong. Hernia ingunalis lateralis juga dapat terjadi pada wanita dan penonjolan terjadi pada labium mayus. Tapi kasus ini sangat jarang terjadi.
     Canalis ingunalis berjalan dari dorso cranial lateral ke ventrocaudal medial. Canalis ini banyak dilalui nervi dan vasa darah. Di sebelah dalam ia disilangi oleh vasa epigastrica inferior (cabang vasa iliaca externa).
     Jadi untuk membedakan hernia inguinalis lateralis dengan medialis adalah berdasarkan letaknya terhadap a/v epigatrica inferior.
Isi : Funicullus spermaticus
A dan V spermatica
N. Ilioinguinal
N. Iliofemoral
LMR

a. Kongenital
  Pada annulus inguinalis lateralis/internus. Hal ini sesuai proses embriologik turunnya testis dari cavum abdominalis ke scrotum melalui canalis inguinalis. Normalnya akan terjadi obliterasi dari processus vaginalis peritonii. Pada keadaan ini terjadi kegagalan obliterasi proc. Vaginalis peritonii (proc. Vaginalis peritonii persisten). Saat bayi mengejan dan menangis, pada daerah lipat paha terlihat bentukan seperti pita halus disebut Silk Sign.

b. Aquisital
  Pada bagian lateral fovea ingunalis lateralis di mana ductus deferens dan vasa spermatica berlalu di tempat itu. Jadi buak di annulus inguinalis.



Artikel Kedokteran, Bedah
8 komentar
Awan Says:
Posted on 07 Desember 2007 9:29

apakah setelah melakukan operasi ada kemungkinan kambuh lagi?
Awan Says:
Posted on 07 Desember 2007 9:30

kira kira standar biaya untuk operasi kalo boleh tau berapa?
Anonim Says:
Posted on 11 Maret 2008 16:09

Bisa kambuh lagi. Sekitar 3 jutaan
Anonim Says:
Posted on 22 Januari 2009 21:15

kalau pada pasien hernia incisional residif yang disertai penyakit CRF, DM, HT, PJK, batu ginjal bilateral, dan post laparatomi ec app perforata tahun 2006, post reposisi hernia incisional tahun 2007, post angkat batu ginjal kanan secara open tahun 2005, post PCNL tahun 2008, terakhir tanggal 28/12/2008 hernia incisional terjepit, tetapi sekarang jadi reponibel lagi, harus diapain nih bro??? jawab ya ASAP Thanks B4...
Admin Says:
Posted on 25 Januari 2009 7:43

Klo kondisinya memungkinkan bisa dioperasi lagi
Anonim Says:
Posted on 19 Juni 2009 0:26

kakau ubtuk mengobati hernia agar tidak kambuh gmn?
Anonim Says:
Posted on 07 Agustus 2009 22:21

dilakukan hernioplasty trus harus dihilangkan faktor predisposisinya..seperti angkat beban berat, sering mengedan, sering partus,dll
agus Says:
Posted on 28 Agustus 2009 20:25

0 komentar:

Posting Komentar